Drama Malam


Malam yang dingin berselimut kegelapan
Aku berjalan menapaki tanah basah itu
Tanpa alas yang kupakai untuk berpijak
Tanpa sesobek kain pula yang menutup luka

Rintik tangis hujan pun kian terasa
Dengan telapak tangan ku berlindung
Mataku menatap nanar sang penerang malam
Kubisikan, kulantunkan tuk terus memanggil namanya

Aku berucap,
Kapankah malam sepi ini akan usai?
Bila waktunya jangan beritahukan ku
Karna aku sendiri yang akan terjaga bersamanya

Mengapa kau tinggalkanku?
Bersama malam yang benci akan fajar
Mengapa jua kau baringkanku?
Bersama hujan yang terus menyiksa ini

Langit, dimanakah kau sembunyikan bintangku
Awan gelapmu merebutnya dariku
Mengambil setiap gemerlap kilauannya
Kau tenggelamkan senyum indahnya bersamamu

Malam, mengapa kisahkan muslihatmu
Mengapa kau sambarkan tawamu

Derasnya air aliran mengikuti tujuan terendahnya
Bukan sepertiku, yang tak kenal labuan tujuanku sendiri
Likuk demi likuk tarian sang angin yang kian menggulung
Bukan macamku, yang hanyut mengalun bersamanya

Aku adalah mentari yang sedang menanti,
Menanti jawabnya sang malam yang tak memberiku harapan
Aku adalah hangatnya cahya matahari
Yang kian lama akan kian sirna bersama pekatnya malam

Komentar

Postingan Populer