Fatamorgana

Aku, bukanlah orang yang terpandang
Bukan pula macam orang yang berjaya

Hariku dulu terpenuhi awan mendung
Banyak petir menyambar dalam batinku
Tak heran pula banyak bibir kotor yang tebuang olehku
Cemoohan bagaikan hawa yang mengalir dijiwaku

Tak menyangka, tak mengira, tak menduga
Hari demi hariku menjadi lebih baik
Kini hadirlah kehangatan yang sejak lama ingin ku rasakan
Aku pun kini melambai di atas gunung yang sempat membuatku terperosok

Mendung itu hilang digantikan oleh pelangi nan indah
Badai kian berlalu menepi di persimpangan jalanku
Banjir air asin yang setiap saat kunikmati
Kini tinggal lah bekas kecap kelu lidahku

Sudah bisa ku dengar kabar di utara sana
Mengatan bahwa kini rusa mencintai ular
Dan si rumput coklat menikahi sang hujan
Berita awan mendung jatuh cinta pada sang mentari

Bisa pula ku rasakan topan dekat sungai barat itu
Yang ikan lakukan berjalan diatas tanah
Pula pohon kini tak akan melepaskan daun kering
Ada lagi mengenai asam yang memeluk kayu manis

Aku pun lihat lengkingan kilau petir diufuk timur
Lautan luas itu sebentar lagi sampai di tengah kota
Bahwa kain tak akan basah berbincang dengan embun
Bahkan akan hadirnya mars kedalam hunian

Tapi ,
Saat kudengar suara lengkingan itu
Aku terbangun dan aku tersadar ayam jantan itu membangunkanku
Yang menyadarkanku akan mimpi nan indah

Komentar

Postingan Populer